10 Oktober 2009

Latar Belakang Historis

Pada tanggal 29 September 1925, empat orang Suster (Sr.M. Pia, Sr.M. Philotea, Sr.M. Gonzaga dan Sr.M. Antonette) dari Breda - Belanda, tiba di Medan dan tinggal disebuah rumah kecil. Rencana semula keempat Suster ini akan membantu melayani orang sakit di rumah sakit pemerintah di Medan, tapi karena tidak diterima akhirnya mereka melayani/merawat orang sakit dan menolong persalinan dari rumah ke rumah. Cara pelayan yang demikian tampaknya tidak dapat memenuhi harapan, baik dari pihak Suster maupun masyarakat yang dilayani. Karena itu, dibeli sebuah rumah di Jl. S. Parman yang difungsikan menjadi rumah Suster dan sebagian dipakai untuk merawat orang-orang sakit dengan tetap merawat orang sakit dari rumah ke rumah. Kendati demikian, pelayan tetap tidak memadai maka diputuskan untuk mendirikan sebuah rumah sakit dan pada tanggal 11 Februari 1929 diadakan peletakan batu pertama, kemudian tanggal 19 November 1930 rumah sakit diresmikan dan pelayanan berjalan dengan baik. Rumah sakit tersebut diberi nama "Rumah Sakit Santa Elisabeth" yang beralamat di Jl. Haji Misbah No. 7 Medan.

Pada zaman pendudukan Jepang rumah sakit mengalami pasang surut yang sangat menyedihkan. Akhirnya, terpaksa Suster-suster mengosongkan dan menyerahkan rumah sakit kepada tentara Jepang untuk dijadikan markas tentara. Suster-suster tercerai-berai, ada yang ditawan di Kamp tahanan dan sebagian mengungsi ke Jl. Gajah Madah Medan dan Berastagi.

Pada tanggal 14 Agustus 1945, Suster-suster dibebaskan dari Kamp tahanan dan dikembalikan ke Medan. Akan tetapi Suster-suster tidak dapakt kembali ke rumah sakit, sebab rumah sakit telah dikuasai oleh tentara Inggris dan kemudian diambil alih oleh Badan Kesehatan Pemerintah Belanda, yang disebut Dienst van Volks Gezondhied (DVG) menyerahkan rumah sakit Santa Elisabeth kembali kepada Suster-suster atas kesepakatan Dr. Tengku Mansur dengan Dr. Steen sebagai pemimpin DVG.

Tanggal 23 Desember 1966, untuk pertama kalinya dibentuk struktur kepemimpinan dan adanya pemisahan yang jelas antara kepemimpinan rumah sakit dengan kepemimpinan kongregasi (Biara). Kemudian diangkat badan pengurus yayasan dengan nama "Yayasan Kongregasi Eksploitasi Rumah Sakit Santa Elisabeth" untuk mengelola rumah sakit dan diangkat badan direksi sebagai pengelola harian. Tanggal 25 November 1977 anggaran dasar yayasan diperbaharui, dan tahun 1979 nama yayasan dirubah menjadi "Yayasan Santa Elisabeth" sampai sekarang.

Dengan dilandasi semangat dasar Suster Fransiskanes Santa Elisabeth, dalam melaksanakan dan mengembangkan Cinta dan Nilai Kristiani, karya pelayanan Rumah Sakit Santa Elisabeth menitikberatkan penyembuhan manusia seutuhnya sesuai dengan kebijakan pemerintah dalam menuju masyarakat sehat.

Dalam pelayanannya, Rumah Sakit Santa Elisabeth lebih mengutamakan orang paling membutuhkan tanpa membedakan suku, bangsa, agama, dan golongan sesuai harkat dan martabat manusia.

Dalam pengembangannya, Rumah Sakit Santa Elisabeth memperhatikan keseimbangan yang tepat guna, antara kemajuan teknologi informasi dan profesi dengan kesederhanaan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar